Translate in your language

Selasa, 29 Maret 2016

Kesultanan Siak Sri Indrapura

Di daerah Riau sekarang pada 1723 M berdiri kesultanan Islam Siak Sri Indrapura. Kesultanan ini didirikan oleh Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil), putra Sultan Muhammad II, penguasa Johor, Malaysia. Kesultanan ini menjadi pusat penyebaran Islam di Sumatra Timur.
Abdul Jalil (Raja Kecil) digantikan oleh anaknya, Abdul Jalil Muzaffar Syah (1746-1760). Pada masa pemerintahan Abdul Jalil Muzaffar Syah ini, Kesultanan Siak berhasil melawan Belanda yang ingin memonopoli perdagangan. Kesultanan Siak berhasil memenangkan peperangan ini dan dapat memaksa Belanda mundur dari wilayahnya. Akan tetapi, pada peperangan yang kedua pada 1858, Kesultanan Siak terpaksa menandatangani Traktat Siak. Isi Traktat sangat merugikan Kesultanan Siak. Sebagian isinya adalah bahwa Belanda mengakui otonomi Kesultanan Siak tapi Siak harus menyerahkan 12 daerah taklukannya. Sejak ditandatangani Traktat Siak ini berangsur-angsur Kesultanan Siak mengalami kemunduran.
          Sultan terakhir Siak adalah Syarif Qasim II (1908-1946). Sultan Syarif Qasim II mempunyai pandangan yang modern. Beliau mendirikan sekolah dasar (HIS) pada 1915, Madrasah Al-Hasyimiyah pada 1917, Latfah School (perempuan) pada 1926, dan Madrasah An-Nisa (perempuan) pada 1929. Sultan Syarif Qasim II pada 1946 menyerahkan sepenuhnya daerah kesultanannya kepada pemerintah RI. Atas jasanya nama Sultan Syarif Qasim II diabadikan menjadi nama IAIN Pekanbaru, Riau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar