PENGERTIAN DAN ARTI PENTING STANDAR PRODUKSI
Standar produksi
merupakan pedoman yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan proses produksi.
Standar produksi memberikan data sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan-keputusan dalam berproduksi. Selain itu, standar produksi memberikan
manfaat terhadap berbagai macam penghematan dalam proses produksi.
Salah satu faktor yang
terpenting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah penggunaan standar
produksi dalam suatu perusahaan, dengan adanya standar produksi maka
pelaksanaan proses produksi pada sebuah perusahaan akan berjalan dengan baik
sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh perusahaan, walaupun pada
kenyataannya tidak semua produk yang dihasilkan itu seluruhnya baik seperti
yang diharapkan, tetapi setidaknya produk yang tidak sesuai dengan standar
tidak terlalu banyak.
STANDAR PRODUKSI DAN PENGENDALIAN KUALITAS DALAM
PERUSAHAAN
Standar produksi
umumnya digunakan oleh perusahaan yaitu untuk menetapkan kualitas produksi,
untuk mengukur standar produksi perusahaan biasanya menggunakan bagan
pengendalian (control chart), yang merupakan salah satu alat dalam pengendalian
kualitas.
Control
Chart merupakan suatu bagan untuk memperlihatkan ada tidaknya
penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan produksi. Apabila terdapat
penyimpangan maka harus diambil tindakan untuk segera memperbaikinya agar
penyimpangan yang terjadi pada tahap selanjutnya dapat diperkecil.
PENGEMASAN PRODUK
Kemasan memang bukan
yang utama namun memegang peranan penting dalam mendapatkan hati konsumen untuk
memilih produk tertentu. Kemasan sangat mempengaruhi penampilan produk sehingga
menarik konsumen. Kemasan juga sangat penting dalam menjaga keawetan dan
higienitas produk untuk dalam jangka waktu tertentu.
Pengemasan merupakan
suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar
makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami
pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun
kualitas.
Pengemasan disebut
juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan
penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan hasil pertanian.Adanya
wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,melindungi
bahan pangan yang ada di dalamnya,melindungi dari bahay apencemaran serta
gangguan fisik (gesekan,benturan,getaran). Disamping itu pengemasan berfungsi
untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai
bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan,pengangkutan dan
distribusi.Dari segi promosi wadah atau pembungkusan berfungsi sebagtai
perangsang atau daya tarik bagi konsumen.Karena itu bentuk, warna, ukuran,
kekuatan dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.
Sebelum manusia membuat kemasan,alam sendiri telah menyajikan kemasan,
seperti misalnya jagung yang dibungkus seludang,buah-buahan terbungkus
kulitnya,buah kelapa yang terlindungi baik dengan sabut dan
tempurung,polong-polongan terbungkus kulit polong.Tidak hanya bahan
pangan,kosmetika dan barang industri lainnya,bahkan manusia pun menggunakan
kemasan sebagai pelindung tubuhnya dari gangguan cuaca,serta supaya tampak
lebih anggun dan menarik.
Secara tradisional nenek moyang kita menggunakan bahan kemasan alami untuk
mewadahi bahan pangan seperti buluh bamboo,daun0daunan,pelepah atau kulit
pohon,kulit binatang,rongga batang pohon,batu,tanah liat,tulang dan sebagainya.
Pada industri modern berbagai kemasan dan proses pengemasan telah beragam.
Kemasan dengan variasi atmosfir,kemasan aseptic,kemasan transportasi dengan
suhu rendah dan lain-lain telah memperluas horizon dan cakrawala pengemasan
hasil pertanian.Saat ini perkembangan pengemasan bergerak sangat cepat seirama
dengan perkembanganin dustri-industri yang memanfaatkan dan menggunakannya.
Interaksi bahan pangan
atau makanan dengan lingkungan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi
bahan pangan tersebut, antara lain :
1.
Interaksi massa :
a.
Kontaminasi mikrobia (jamur, bakteri, dll).
b.
Kontaminasi serangga.
c.
Penambahan air atau menguapnya air.
d.
Benturan / gesekan.
2.
Interaksi cahaya :
a.
Oksidasi terhadap lemak, protein, vitamin, dll.
3.
Interaksi panas :
a.
Terjadi gosong, perubahan warna.
b.
Rusaknya nutrisi, case hardening dll.
Fungsi Pengemasan
Mengatur interaksi antara bahan pangan
dengan lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan
menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan.
Tujuan Pengemasan
·
Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang.
·
Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah.
·
Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan.
·
Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan.
·
Memudahkan distribusi/ pengangkutan bahan pangan.
·
Mendukung perkembangan makanan siap saji.
·
Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.
Pengemasan bahan pangan harus memenuhi
beberapa kondisi atau aspek untuk dapat mencapai tujuan pengemasan itu, yaitu :
·
Bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu.
·
Metode atau teknik Pengemasan bahan pangan harus tepat.
·
Pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik.
Bahan kemas
Bahan kemas baik bahan logam,maupun
bahan lain seperti bermacam-macam plastik,gelas,kertas dan karton seyogyanya
mempunyai 6 fungsi utama; yaitu :
a.
Sebagai pelindung terhadap kotoran dan kontaminasi.
b.
Sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik,perubahan kadar air dan
penyinaran (cahaya).
c.
Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya selama proses
penempatan bahan kedalam wadah kemasan.
d.
Mempunyai kemudahan dalam membuka atau menutup dan juga memudahkan dalam
tahap-tahap penanganan,pengangkutan dan distribusi.
e.
Mempunyai ukuran,bentuk dan bobot yang sesuai dengan stndart yang ada,mudah
dibuang,dan mudah dibentuk atau dicetak.
f.
Menampakkan identitas ,informasi dan penampilan yang jelas agar dapat
membantu promosi atau penjualan.
Dengan banyaknya persyaratan yang
diperlukan bagi bahan kemas,maka tentu saja bahan kemas alami tidak akan dapat
memenuhi sebagian besar persyaratan tersebut.Karena itu manusia dengan bantuan
teknologi berhasil membuat bahan kemas sintetik yang dapat memenuhi sebagian
besar dari persyaratan minimal yang diperlukan (Syarief,1989).
Kemasan dapat digolongkan berdasarkan
berbagai hal antara lain : frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan,sifat
kekakuan bahan kemas, sifat perlindungan terhadap lingkungan, dan tingkat
kesiapan pakai (Iskandar,1987)
1.
Frekuensi pemakaian ;
a.
Kemasan sekali pakai (disposable),yaitu kemasan yang langsung dibuang
setelah dipakai (bungkus permen,bungkus daun)
b.
Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip),yaitu kemasan yang
dikembalikan pada penjual setelah dipakai (beberapa jenis botol minuman)
c.
Kemasan yang tidak dibuang atau dikembalikan (semi disposible),kemasan
tersebut biasanya digunakan untuk keperluan lain setelah dipakai (kaleng susu)
2.
Struktur sistem kemas;
a.
Kemasan primer,yaitu kemasan yang langsung mewadahi bahan (kaleng susu,
botol minuman,bungkus tempe)
b.
Kemasan sekunder ,yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kemsan
primer (kotak karton,keranjang tempe)
c.
Kemasan tersier,kuarter,dst,yaitu apabila diperlukan lagi pengemasan
setelah kemasan primer dan sekunder.
3.
Sifat kekakuan bahan kemas ;
a.
Kemasan fleksibel,yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan tanpa adanya
retak atau patah plastik,kertas,foil)
b.
Kemasan kaku,yaitu bila bahan kemas bersifat keras,kaku,tidak tahan
lenturan(kayu,gelas,logam)
c.
Kemasan semi kaku atau semi fleksibel,yaitu bahan kemas yang memiliki
sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku (botol plastik).
4.
Sifat perlindungan terhadap lingkungan;
a.
Kemasan hermitis (tahan uap dan gas),yaitu kemasan yang secara sempurna
tidak dapat dilalui oleh gas,udara dan uap air (kaleng dan botol gelas).
b.
Kemasan tahan cahaya,yaitu kemasan yang tidak bersifat transparan
(logam,kertas,foil)
c.
Kemasan tahan suhu tinggi,kemasan yang tahan terhadapproses pemanasan
(logam dan gelas)
5.
Tingkat kesiapan pakai;
a.
Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk
yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik (botol, kaleng)
b.
Kemasan siap dirakit atau disebut juga kemasan, yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian (lempengan logam,kertas,foil atau
plastik)
Bahan – bahan kemasan yang banyak
beredar dipasaran dan umum digunakan dalam pengemasan produk-produk hasil
pertanin dan bahan pangan olahan adalah gelas, kertas, logam dan
plastik.(Osborne,1980)
Persyaratan Bahan Pengemas :
·
Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan
jenis bahan pangan yang akan dikemas.
·
Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan
pangan).
·
Harus kedap air.
·
Tahan panas.
·
Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah.
Jenis-jenis Bahan Pengemas
1.
Untuk wadah utama (pengemas yang berhubungan langsung dengan bahan pangan)
:
·
Kaleng/logam
·
Botol/gelas
·
Plastik
·
Kertas
·
Kain
·
Kulit, daun, gerabah, bambu, dll
2.
Untuk wadah luar (pelindung wadah utama selama distribusi, penjualan, atau
penyimpanan) :
·
Kayu
·
Karton
1.
Gelas
Sebagai bahan kemas gelas mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan seperti inert (tidak
bereaksi) kuat, tahan terhadap kerusakan,sangat baik sebagaibarier terhadap
benda padat,cair dan gas. Sifat gelas yang transparan menguntungkan dari segi
promosi disamping itu beberapajenis gelas seperti pyrextahan
terhadap suhu yang tinggi. Kelemahan kemasan gelas yaitu mudah pecah dankurang
baik bagi produk-produk yang peka terhadap penyinaran (ultra violet).
·
Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.
·
Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
·
Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
·
Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).
·
Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan
yang peka terhadap sinar.
·
Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan
lilin (wax) dan silika yang halus.
Kemasan gelas
berkembang terus, mulai dari bejana sederhana hingga berbagai bentuk kemasan
yang sangat menarik walaupun kemasan gelas terus bersaing dengan bahan kemasan
lainnya (Osborne,1980).
Menurut Hanlon
(1971),gelas bukan merupakan bahan kristal,sehingga lebih tepat disebut cairan
beku. Dalam proses pembuatannya bahan gelas mengalami proses annelling pada
suhu 540 - 570° C. Penggunaan bahan gelas untuk bahan pangan yang
memerlukan pasteurisasi dan sterilisasi sangat tepat.
Dalam proses
pengemasan dengan menggunakan kemasan gelas dalam bentuk botol, kegiatan
menutup atau menyumbat botol merupakan satu bagian yang penting dan perlu
mendapat perhatian. Bagian penutup atau tutup botol merupakan bagian yang
terlemah dari sistem perlindungan terhadap gangguan atau pencemaran dari
luar,karena cara penutupan dan jenis/bahan penutup yang kurang tepat dapat
menyebabkan pencemaran dan kerusakan bahan yang dikemas. Bahan – bahan yang
umum digunakan untuk menutup adalah logam (kaleng ), aluminium, gabus dan
berbagai jenis plastik (Syarief,1989)
2.
Kertas
Selain untuk media komunikasi atau media cetak, kertas digunakan menjadi
bahan pengemas.Pada abad ke 19 kertas menggantikan peranan kemasan dari tanah
liat, gelas dan kaleng. Pada abad ke 19 itu pula karton mulai berkembang dalam
bentuk kantong kertas dan kardus.Kotak kertas yang dibuat pada sekitar tahun
1840 membutuhkan banyak lem karena banyak potongan yang perlu direkat.
Penggunaannya terbatas untuk barang-barang mewah (Syarief,1989)
Jenis-jenis kertas kemudian lebih beragam mulai dari kertas karton, kertas
tulis, kraft,kertas label,kertas tahan minyak (lemak),hingga berbagai jenis
karton. Secara berangsur-angsur sebagai bahan kemas, kemasan kertas mendapat
saingan dari bahan kemas lain terutama plastik.Kertas dan karton dapat dibuat
lembaran – lembaran dan gulungan, karena itu memungkinkan untuk dilakukan
proses laminasi sehingga kertas banyak dikombinasikan dengan bahan lain yang
kedap udara dan tahan air.
·
Kertas “greaseproof” : dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega,
margarin, daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki
kekedapan terhadap perembesan lemak.
·
Kertas “glassine” : dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki
ketahanan terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta
mengkilat. Sering digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.
·
Kertas “kraft” : kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang
berasal dari Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas
Glassine, sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap
kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya
digunakan untuk mengemas keju di Negara-negara eropah.
Kantung kertas
merupakan salah satu kemasan tertua yang masih tetap popular.Sedangkan amplop
adalah kantung kertas yang mempunyai bentuk khusus,sangat umum digunakan untuk
pembungkus surat. Kedua jenis pembungkus ini dinilai cukup murah, baik harganya
maupun ongkos untuk pengangkutannya.
Mempunyai rasio bobot
(perbandingan antara berat kemasan dengan berat produk yang dikemas) yang
rendah. Seperti juga amplop, kantung kertas dapat dibedakan atas beberapa jenis
rempah dan berbagai jenis tepung (Syarief,1989).
Karton lipat merupakan jenis pengemas yang
popular karena mempunyai sifat praktis, murah dan mudah dilipat sehingga hanya
memerlukan sedikit ruang dalam pengangkutan dan penyimpanan. Demikian pula
dalam pencetakan dan penggrafiran dapat dilakukan untuk meningkatkan penampilan
produk.Pemakaian yang luas dari jenis kemasan ini disebabkan oleh banyaknya
variasi dalam hal model, bentuk dan ukuran dengan karakteristik yang khusus.
Dalam perdagangan karton lipat dikenal dengan nama FC (Folding Carton)
3.
Logam
Beberapa keuntungan dari kemasan logam (kaleng) untuk makanan dan minuman
yaitu mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi,mempunyai sifat sebagai barrier
yang baik khususnya terhadap gas,uap air,jasad renik,debu dan kotoran sehingga
cocok untuk kemasan hermitis. Disamping itu walaupun mempunyai resiko adanya pengikisan
atau migrasi unsur-unsur logam,akan tetapi tosisitasnya relatif rendah,tahan
terhadap perubahan atau keadaan suhu yang ekstrim dam mempunyai permukaan yang
ideal untuk pemberian dekorasi dalam labeling.
·
Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.
·
Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih
yang tipis, bagian dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.
·
Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin.
Fungsi email adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal
dengan bahan pangan. Misal email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng
pengemas bahan ikan dan daging.
Kemasan kaleng,umumnya
digunakan untuk berbagai produk yang mengalami proses sterilisasi termal. Pada
mulanya kemasan kaleng dibuat dari plat timah (tin plate) yang terdiri dari
lembaran dasar baja dilapisi timah putih dengan cara encelupan dalam timah cair
panas (hot dipping) atau dengan proses elektrolisa yaitu menggunakan listrik
galvanis sehingga menghasilkan lapisan timah yang lebih tipis standar,seperti
misalnya kaleng baja bebas timah (tin free steel),kaleng tiga lapis (three
piece cans), dan kaleng lapis ganda (two piece cans) (Syarief,1989).
Aluminium adalah logam
yang lebih ringan dari baja, mempunyai daya korosif oleh atmosfir yang
rendah,mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebihmudah berubah bentuknya,tidak
berbau,tidak berasa,tidak beracun dan dapat menahan masuknya gas. Aluminium
lebih sukar disolder sehingga sambungan-sambungannya tidak dapat rapat. Kemasan
yang dibuat dari alumiun dapat menyebabkan patahan – patahan jika
terlipat,sehingga dapat menimbulkan lubang-lubang.
·
Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat
yang lebih ringan dibanding baja.
·
Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
·
Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
·
Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar
disolder sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.
Pada umumnya
penggunaan alumium secara komersial memerlukan sifat-sifat khusus yang mungkin
tidak menguntungkan bila digunakan aluminium yang murni.Penambahan komponen
campuran dapat memperbaiki sifat-sifatnya dan daya tahan korosi. Bahan –bahan
yang umum digunakan sebagai campuran diantaranya adalah
tembaga,magnesium,mangan khronium,seng,besi dan titanium. Sifat-sifat yang
spesifik dari aluminium memungkinkan penmggunaan logam terbebut sebagai tutup
kaleng kemasan berbagai jenis makanan dan minuman atau untuk tube logam lunak /
collapsible tube ( Iskandar ,1987).
Foil adalah bahan
kemasan dari logam , berupa lembaran aluminium ayng padat dan tipis dengan
ketebalan kurang dari 0,15 mm. Mempunyai kekerasan yang berbeda-beda,yaitu dari
mulai yang sangat lunak sampai yang keras. Foil mempunyai sifat yang
hermetis,fleksibel,tidak tembus cahaya (cocok untuk kemasan margarin dan
yoghurt).Pada umumnya digunakan sebagai bahan pelapis (laminan) yang dapat
ditepatkan pada bagian dalam (lapisan dalam) atau lapisan tengah sebagai
penguat yang dapat melindungi kemasan (Syarief,1989)
4.
Plastik
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung
dari jenis makanannya. elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak
hermetis (plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan
mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu turun. Penggunaan
plastik sebagai kemasan dapat berupa kemas bentuk (flexible) atau sebagai kemas
kaku. Makanan padat yang umumnya memiliki umur simpan pendek atau makanan yang
tidak memerlukan perlindungan yang hebat dikemas dengan kemasan bentuk. Akan
tetapi makan cair dan maka padat yang memerlukan perlindungan yang kuat perlu
dikemas dengan kemasan kaku dalam bentuk botol,jerigen,kotak atau bentuk
lainnya (Suryati dan Setiawan ,1987)
Berbagai jenis kemasan bentuk muncul dengan pesat seperti
polietilen,polipropilen,polyester nilon dan film vinil. Sebagai bahan pengemas
,plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal,komposit atau berupa lapisan –
lapisan (multi lapis)dengan bahan lain (kertas,aluminium foil ). Kombinasi
tersebut dinamakan laminasi yang diproses baik dengan cara laminasi akstrusi
maupun laminasi adhesif. Dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam plastik
dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan.
Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu maka plastik dapat
dibagi dua,yaitu :
1.
Termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan
suhu,dan mempunyai sifat dapat balik (reversible) kepada sifat aslinya,yaitu
kembali mengeras bila didinginkan.
2.
Termoset atau Termodursinable : tidak dapat mengikuti perubahan suhu, bila
sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali (non
reversible).Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan
membentuk arang dan terurai,karena sifatnya yang demikian sering digunakan
sebagai tutup ketel,eperti jenis-jenis melamin.
Penggunaan plastik
untuk kemasan makanan cukup menarik karena sifat-sifatnya yang
menguntungkan,seperti luwes (mudah dibentuk),mempunyai adaptasi yang tinggi
terhadap produk,tidak korosif seperti kemasan logam , serta mudah dalam
penanganannya. Di dalam perdagangan dikenal plastik untuk kemasan pangan (food
grade) dankemasan untuk bukan pangan (non food grade).
Kemasan kaku yang
terbuat dari plastik paling banyak digunakan untuk mengemas produk susu. Dua
jenis bahan dari plastik yang terbaik yaitu LDPE (Low Density Polyethylene )
dan HDPE (High Density Polyethylene). Bentuk-bentuk kemasan plastik kaku dapat
dijumpai dengan mudah di pasaran dalam bentuk yang siap pakai seperti
botol.jerigen,drum ,gelas ,mangkuk, ember, dan lain-lain (Syarief,1989)
Penggunaan plastik
dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis makanannya.
elemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa
ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap
air didalam kemasan ketika suhu turun.
Jenis plastik yang
digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen, cellophan,
polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen, poliester,
poliamida, dan polietilentereptalat (PET).
·
Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki
beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density
Polyetilene (HDPE), dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat
kuat bergantung variannya, transparan, dan dapat direkatkan dengan panas
sehingga mudah dibuat kantong plastik.
·
Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi.
Cellophan dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa
jenis roti. Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan
terhadap uap air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan
yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk
mengemas makanan yang mengandung minyak atau lemak.
·
Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan
yaitu dapat berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging
atau keju.
·
Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap
air dan transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan
yang dikeringkan.
5.
Kain Blacu
·
Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau
tepung tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 – 50
kg.
·
Kelebihannya adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah
dicetak dan murah harganya.
·
Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.
6.
Edible film
Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus
dengan bahan pangan yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida
dan turunan lemak. ahan yang digunakan antara lain polisakarida yang berasal
dari rumput laut (agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida pati, amilosa
film, gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible
film adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.
7.
Karton
Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi
sebagai wadah luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan
pangan agar lebih kuat, dan rigid. arton memiliki kelebihan antara lain
elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, dapat
dikerjakan secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak
memerlukan ruang luas.
8.
Bahan Pengemas Tradisional Daun
Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya
berupa daun pisang, daun jati, daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih
aman digunakan dalam proses pemanasan dibanding plastik.
9.
Gerabah
Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan asal tidak mengandung
timbal. Gerabah yang diglasir bersifat kedap air, kedap udara, mampu menghambat
mikrobia, dan bersifat dingin sehingga cocok untuk mengemas bahan pangan
seperti saus, madu, anggur, minyak, curd/dadih dll.
Proses pengemasan bahan / produk olahan pangan yang dilakukan di industri
–industri kecil dan menengah pada umumnya sangat sederhana dan mudah
melaukannya, baik cara maupun peralatannya. Perbedaan untuk masing-masing
produk hanya terletak ada proses sterilisasi, ada yang memerlukan dan ada yang
tidak, ada yang dikemas terlebih dahulu, ada yang disterilisasi terlebih
dahulu.
Pengemasan mempunyai peran yang sangat penting baik dalam pengawetan maupun
dalam mempertahankan mutu produk-produk pangan atau hasil pertanian. Dengan
pengemasan dapat membantu mencegah dan melindungi produk dari kemungkinan
kerusakan fisik dan pengaruh pencemaran. Saat ini pengemasan berkembang secara
pesat seiring dengan pesatnya perkembangan industri yang menggunakannya dan
berbagai macam bahan dan bentuk kemasan sudah banyak tersedia dan dengan mudah
dapat diperoleh di pasaran sesuai dengan kebutuhan.
DESAIN PENGEMASAN
Desain merupakan seluruh proses
pemikiran dan perasaan yag akan menciptakan sesuatu,dengan menggabungkan
fakta,kontruksi,fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia.Dengan
demikian desain adalah konsep pemecahan masalah rupa,warna,bahan,teknik,biaya,kegunaan
dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.
Suatu kemasan yang menarik dan sudah
menjadi paten,biasanya telah melalui penelitian yang cukup lama mengenai
kemasan dengan menggunakan teknik-teknik pewarnaan dan grafis cetakan..Desain
yang berhasil sangat tergantung pada keahliandisainer,jenis tinta,material dan
pencetak.Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku perusahaan dalam
mengarahkan produknya.Kurangnya perhatian akan kualitas produk dan desain
kemasan yang tidak menarik akan menyebabkan keraguan konsumen terhadap produk
tersebut (Syarief,1989)
Desain kemasan perlu diciptakan agar
mempunyai nilai estetika yang tinggi. Karena itu diperlukan perencanaan yang
baik dalam hal ukuran dan bentuk sehingga efisien dalam proses pengepakan,
distribusi dan penyajian.Disain kemasan hendaknya mampu menumbuhkan kepercayaan
dan mempengaruhi calon konsumen untuk menjatuhkan pilihan terhadap bahan yang
dikemas. Setelah berhasil menarik perhtian dari calon konsumen, kemasan harus
menampilkan produk pada suatu keadaan yang siap jual. Gambaran-gambaran yang
terbaik dari bahan yang dikemas perlu dotonjolkan. Seakan-akan produk tersebut
memang disajikan untuk memenuhi kebutuhan utanma calon konsumen secara
memuaskan.
Label kadang-kadang disebut juga etiket.
Dalam pengertian perdagangan maka etiket didefinisikan sebagai label yang
diletakkan,dicetak,diukir atau dicantumkan dengan jalan apapun pada
kemasan.Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan
yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas,luntur atau lekang
karena air,gosokan atau pengaruh sinar matahari (Luky Hartini,1988).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 79/Menkes/Per/III/1978
tentang Label danPeriklanan Makanan ,maka pada label atau etiket kemasan
khususnya untuk makana dan minuman sekurang-kurangnya dicantumkan hal –hal
sebagai berikut :
1.
Nama makanan dan / merek dagang
2.
Komposisi / kandungan bahan, kecuali untk makana yang cukup diketahui
komposisinya secara umum.
3.
Isi netto
4.
Nama dan alamat perusahaan yang memproduksi atau mengedarkan
5.
Nomor pendaftaran ( SP atau MD )
6.
Kode produksi , tanggal kadaluarsa dan label halal.
Secara keseluruhan,pernyataan atau
keterangan yang terdapat pada etiket harus ditulis dengan jelas, ukuran angka
dan huruf harus jelas (. 0,75 mm ) serta warna yang cukup kontras dengan latar
belakangnya. Pada makanan yang memerlukan cara penyiapan, penggunaan atau
penyimpanan secara khusus, perlu dicantumkan petunjuk mengenai hal tersebut
pada etiket.
Untuk menarik konsumen, dibutuhkan label
yang menarik, mudah dilihat ddimengerti yang dicantumkan dalam kemasan, hal ini
memerlukan perencanaan, penelitian dan pengembangan kemasan dan label secara
terus –menerus sesuai dengan tuntutan dan keinginan konsumen. Dengan
demikian produk dapat dengan mudah dilihat dan dikenali, sehingga konsumen akan
tertarik dan membeli produk tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar