Public Blog
Translate in your language
Senin, 19 April 2021
Senin, 29 Maret 2021
Senin, 12 Oktober 2020
Jumat, 04 September 2020
Senin, 27 April 2020
Senin, 06 April 2020
Jumat, 10 Januari 2020
Jumat, 27 Desember 2019
Selasa, 24 Oktober 2017
Senin, 13 Februari 2017
Kamis, 09 Februari 2017
Contoh Surat Undangan Perlombaan
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGRI 1 DUMAI
Alamat: Soekarno-Hatta
street, Bukit Jin telp :(0765)7007908
NSS : 301096205003 DUMAI: 28826 NPSN : 10404296
Soekarno-Hatta street Bukit Jin Dumai,
October 23rd , 2016
Dumai,
Riau
Mr.
Sukaini
Headmaster
of Senior High School 2 Dumai
Putri
Tujuh Street
Dumai,
Riau
Dear,
Mr. Sukaini
In order to hold biannual event of
Senior High School 1 Dumai, we invite you to participate in the competition
titled "SMILE OLYMPIAD" which will be held on:
Date :
13th – 15th
February 2017
Hour :
7.15 A.M – end
Venue : Senior
High School 1 Dumai
Subject : Physics,
Economic, Biology, Sociology, Geography, Chemistry,
Mathematics, Astronomy,
History, English (Story Telling, Scrabble, Debate,
TOEFL)
We hope that you will be able to send
your school representative to participate in the competition.
Sincerely,
The
leader of OSIS The
Headmaster of SMAN 1 DUMAI
Fadly
Ihsan Andanny Drs.
Auzar
Rabu, 08 Februari 2017
Introduction Hexovo
Ini adalah video saya dan teman-teman saya di channel "HEXOVO GAMER".
Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan SUBSCRIBE
Minggu, 06 November 2016
Perilaku yang Mencerminkan Upaya Menegakkan Nilai-Nilai Demokrasi
Demokrasi tidak mungkin terwujud, jika tidak
didukung oleh masyarakatnya. Pada dasarnya timbulnya
budaya demokrasi disebabkan karena rakyat tidak senang adanya tindakan
yang sewenang-wenang baik dari pihak penguasa maupun dari rakyat sendiri.
Oleh karena itu, kehidupan yang demokratis hanya mungkin dapat terwujud ketika
rakyat menginginkan terwujudnya kehidupan tersebut.
Bagaimana caranya supaya kita dapat
menjalankan kehidupan yang demokratis? Untuk menjalankan kehidupan demokratis,
kita bisa memulainya dengan cara menampilkan beberapa prinsip di bawah ini dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu:
· - membisakan
diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku;
· - membiasakan diri bertindak demokratis dalam segala hal;
· - membiasakan diri menyelesaikan persoalan dengan musyawarah;
· - membiasakan
diri mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan;
· - membiasakan
diri untuk memilih pemimpin-pemimpin melalui cara-cara yang demokratis;
· - selalu
menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah;
· - selalu
mempertanggungjawabkan hasil Keputusan musyawarah baik kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, bangsa dan negara bahkan secara pribadi;
· - menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban;
· - menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab;
· - mau menghormati hak orang lain dalam menyampaikan pendapat;
· - membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat membangun.
Kita sebagai
generasi penerus bangsa dan sebagai ujung tombak dalam usaha menegakkan
nilai-nilai demokrasi, sudah semestinya mendemonstrasikan peran serta dalam
usaha mewujudkan kehidupan yang demokratis. Paling tidak, mungkin dengan mencoba
membiasakan hidup demokratis di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah
maupun masyarakat tempat kalian tinggal, sehingga pada akhirnya berkembang menuju
kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis. Sebagai contoh, sikap kita dapat
mencerminkan upaya penegakan nilai-nilai demokrasi dimulai :
· - Dalam
kehidupan di lingkungan keluarga : Tidak memaksakan kehendak kepada
anggota keluarga yang lain.
· - Dalam kehidupan di lingkungan sekolah : Aktif dalam kegiatan diskusi kelas
· - Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat : Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti membersihkan
lingkungan.
· - Dalam kehidupan di lingkungan bangsa dan bernegara : Mendukung kelancaran proses Pemilihan Umum
-Dan lain lain sebagainya.
Boni si Anak yang Pemberani
Pagi ini Boni pergi berangkat sekolah seperti
biasanya, tapi sesampainya di sekolah dia melihat ada guru yang kesusahan
membawa barangnya. Melihat itu Boni segera menghampiri bapak itu.
“Ada yang bisa saya bantu, pak ?” Tanya Boni.
“Ada Boni, bisa kamu bawakan barang bapak ini ?”
Tanya Pak Ahmad Samsul, yang biasa di panggil Pak Ahmad. Sambil memegang kardus
yang berisi dokumen-dokumen pentingnya.
“Bisa pak.” Jawab Boni dengan cepat, dan Boni pun membawakan
barang Pak Ahmad. Di jalan Boni bertanya, “Bapak biasanya setiap pagi, selalu
membawa barang sebanyak ini”
“Tak kok. Cuma hari ini saja bapak membawa barang
sebanyak ini, soalnya bapak hari ini ingin membagikan ulangan semua kelas yang
telah siap bapak periksa.” Jawab Pak Ahmad.
Setelah selesai mengantarkan barang-barang Pak
Ahmad, Boni langsung pamit dan pergi ke kelasnya.
Sesampainya di kelas, ada kawannya yang belum
membuat tugas matematika, padahal jam pertama itu matematika. Jadi kawannya bertanya,
“Bon, boleh tak km membantu aku membuat tugas ini ?”
“Bisa-bisa. Kamu kok belum selesai ?” Tanya Boni
heran.
“Aku lupa tugas matematika ini kemarin. Dan aku baru
ingat tadi malam pas memasukkan buku, soalnya pas aku liat-liat buku, rupanya
ada tugas, aku juga sudah mengantuk. Jadi bantu ya” Kata Farhan sambil memohon
bantuan dan tersenyum.
“Ok deh” Boni menjawabnya dengan senang.
Dan akhirnya Boni membantu Farhan menyelesaikan
tugasnya dengan cepat sebelum jam pelajaran matematika masuk. Ketika pulang
sekolah, di perjalanan Boni melihat ada seorang kakek-kakek yang sedang
terlihat lelah melihat sepedanya rusak. Melihat itu, Boni menghampiri kakek
itu. “Ada apa kek. Kenapa dengan sepedanya kek ? Ada yang bisa saya bantu kek ?”
“Ini nak, sepeda kakek rusak, kayaknya rantainya
yang lepas nak, dari tadi kakek sudah mencoba memperbaiki tapi tak mau terus.
Bisakah km memperbaikinya ?”
“Rantainya lepas ya. Biar saya coba memperbaikinya
ya kek ?” Kata Boni dengan senang.
“Boleh nak. Terima kasih ya nak.”. Kata kakek itu. Boni
pun memperbaiki sepeda itu, tetapi kakek itu juga membantu, dan Boni berkata
“Kakek tidak usah membantu, kakek istirahat saja dulu. Soalnya saya liat tadi
kakek kelelahan”
“Tak apa kok nak, Biar kakek bantu, supaya cepat
selesai nak ?” Kata si Kakek.
“Tak usah kek. Saya bisa menyelesaikan ini dengan
cepat kok. Sebaiknya kakek istirahat aja !” Kata Boni, sambil menyuruh kakek
itu untuk istirahat. Dan boni pun menyelesaikannya dengan cepat. Dan akhirnya
sepeda kakek itu kembali baik.
“Sudah selesai ini kek” Kata boni sambil mengelap
keringatnya.
“Terima kasih ya nak. Ini ada sedikit dari kakek.”
Ucap kakek sambil memberikan sesuatu yang dibungkus oleh kain kepada Boni.
Tetapi Boni menolak dengan halus, “Tak usah kek. Saya ikhlas kok membantu kakek.”
Tetapi kakek itu tetap memberikan itu kepada Boni
“Tak apa kok nak, kakek juga ikhlas kok memberikan ini kepada km.” Akhirnya
Boni menerima itu dan berterima kasih kepada kakek itu, “Terima kasih kek.”
Setelah itu Boni pulang ke rumah dan langsung ke
kamarnya dan membuka barang yang di kasih kakek itu. Tetapi dia merasa badannya
busuk, dan langsung mengambil handuk dan mandi tanpa membuka barang yang
dikasih kakek itu dulu.
-Tamat-
Vereenidge Oostindische Compagnie (VOC) (1602-1799)
1. Sejarah
lahirnya VOC
Perjalanan
mengarungi jalur laut oleh penjelajah untuk mencari keuntungan dan kekayaan
pada akhirnya tercapai. Berbagai tujuan dapat dikatakan berhasil setelah
menemukan daerah penghasil rempah-rempah di wilayah Nusantara. Pada awalnya,
bangsa Eropa datang ke Asia Timur dan Tenggara (termasuk Nusantara) adalah
untuk berdagang, termasuk juga dengan bangsa Belanda.
Misi dagang tersebut kemudian dilanjutkan dengan membentuk kolonialisasi (politik pemukiman) dengan kerajaan-kerajaan di Sumatera, Jawa, dan Maluku. Hal tersebut lalu menjadi cikal bakal kolonialisasi di Indonesia.
Pada tahun 1591, Portugis melakukan kerjasama dengan Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Kota Hamburg sebagai pelabuhan utama. Kota itu digunakan untuk mendistribusikan barang dari Asia dan memindahkan jalur perdagangan agar tidak melewati Belanda.
Hal ini justru membuat perdagangan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang tinggi, terutama lada. Lambat laun harga lada melonjak drastis kala itu.
Karena beragam faktor tersebut, Belanda akhirnya memutuskan ikut masuk ke perdagangan rempah-rempah dunia. Ekspedisi Belanda pun mulai dilakukan, hingga akhirnya Jan Huygen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia”. Penemuan jalur rahasia ini merupakan kesuksesan bagi Belanda, terutama keberhasilan Cornelis de Houtman atas ekspedisinya.
Setelah penemuan jalur tersebut, Belanda mulai melakukan ekspedisi kembali pada tahun 1596 dan singgah di Banten yang merupakan Pelabuhan utama di Pulau Jawa (1595-1597). Ekspedisi yang dipimpin Cornelis tersebut merupakan kontak pertama antara Indonesia dengan Belanda.
Ketika sampai di Banten, Belanda mendapat perseteruan dari Portugis dan penduduk lokal. Belanda mundur lalu melanjutkan perjalanannya ke arah timur melalui pantai utara Jawa. Perjalanan tidak berjalan dengan mulus, Belanda diserang penduduk lokal di Sedayu (12 awak meninggal) dan mendapat perseteruan dari penduduk lokal Madura (pimpinan lokal terbunuh).
Karena banyak korban, akhirnya Belanda pulang ke negerinya dengan membawa rempah-rempah sebagai keuntungan yang melimpah.
Kembalinya Cornelis ke negerinya menyebabkan bangsa Belanda berbondong-bondong datang ke Nusantara untuk berdagang guna mencari untung. Semakin ramainya pedagang Belanda di Nusantara menyebabkan persaingan dagang semakin ketat.
Para pedagang Portugis bersaing dengan pedagang Spanyol, pedagang Spanyol bersaing dengan Inggris, Inggris bersaing dengan Belanda, dan seterusnya hingga antar bangsa pun saling bersaing.
Semakin banyaknya pedagang bangsa asing, tentu kurang baik untuk mencari keuntungan. Hal ini akhirnya disiasati melalui kerjasama membentuk sebuah kongsi dagang guna memperkuat kedudukan di “Dunia Timur”. Masing-masing kongsi dagang dari suatu negara membentuk persekutuan dagang bersama.
Adapun Inggris yang membentuk perusahaan dagang Asia pada 31 Desember 1600 dan dinamai “The British East India Company “ (sering disebut EIC) yang berpusat di Kalkuta, India. Dari Kalkuta, kekuatan dan kebijakan di “Dunia Timur” dikendalikan. Bahkan pada tahun 1811, kedudukan Inggris begitu kuat dan meluas bahkan pernah berhasil menempatkan kekuasaannya di Nusantara.
Ketatnya persaingan dagang juga berlaku antar pedagang Belanda. Antar kongsi dagang ingin memperoleh keuntungan sebesar-besarnya walau pesaingnya adalah pedagang dari negeri sendiri.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari pemerintah Belanda, karena bukan tidak mungkin Belanda akan sangat merugi.
Sehubungan kejadian itu, pada tahun 1598 pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten Generaal), khususnya Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan untuk membentuk kongsi dagang yang lebih besar, dengan membentuk perusahaan dagang seperti yang telah dilakukan oleh Inggris dan Perancis.
Usulan ini disambut dengan baik dan terlaksana 4 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 20 Maret 1602 dengan menghabiskan modal pertamanya sekitar 6,5 miliar gulden. Kongsi dagang itu kemudian diberi nama VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie) dan dalam bahasa Indonesia berarti “Persekutuan Perusahaan Hindia Timur”, yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda.
Misi dagang tersebut kemudian dilanjutkan dengan membentuk kolonialisasi (politik pemukiman) dengan kerajaan-kerajaan di Sumatera, Jawa, dan Maluku. Hal tersebut lalu menjadi cikal bakal kolonialisasi di Indonesia.
Pada tahun 1591, Portugis melakukan kerjasama dengan Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Kota Hamburg sebagai pelabuhan utama. Kota itu digunakan untuk mendistribusikan barang dari Asia dan memindahkan jalur perdagangan agar tidak melewati Belanda.
Hal ini justru membuat perdagangan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai permintaan yang tinggi, terutama lada. Lambat laun harga lada melonjak drastis kala itu.
Karena beragam faktor tersebut, Belanda akhirnya memutuskan ikut masuk ke perdagangan rempah-rempah dunia. Ekspedisi Belanda pun mulai dilakukan, hingga akhirnya Jan Huygen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan “jalur rahasia”. Penemuan jalur rahasia ini merupakan kesuksesan bagi Belanda, terutama keberhasilan Cornelis de Houtman atas ekspedisinya.
Setelah penemuan jalur tersebut, Belanda mulai melakukan ekspedisi kembali pada tahun 1596 dan singgah di Banten yang merupakan Pelabuhan utama di Pulau Jawa (1595-1597). Ekspedisi yang dipimpin Cornelis tersebut merupakan kontak pertama antara Indonesia dengan Belanda.
Ketika sampai di Banten, Belanda mendapat perseteruan dari Portugis dan penduduk lokal. Belanda mundur lalu melanjutkan perjalanannya ke arah timur melalui pantai utara Jawa. Perjalanan tidak berjalan dengan mulus, Belanda diserang penduduk lokal di Sedayu (12 awak meninggal) dan mendapat perseteruan dari penduduk lokal Madura (pimpinan lokal terbunuh).
Karena banyak korban, akhirnya Belanda pulang ke negerinya dengan membawa rempah-rempah sebagai keuntungan yang melimpah.
Kembalinya Cornelis ke negerinya menyebabkan bangsa Belanda berbondong-bondong datang ke Nusantara untuk berdagang guna mencari untung. Semakin ramainya pedagang Belanda di Nusantara menyebabkan persaingan dagang semakin ketat.
Para pedagang Portugis bersaing dengan pedagang Spanyol, pedagang Spanyol bersaing dengan Inggris, Inggris bersaing dengan Belanda, dan seterusnya hingga antar bangsa pun saling bersaing.
Semakin banyaknya pedagang bangsa asing, tentu kurang baik untuk mencari keuntungan. Hal ini akhirnya disiasati melalui kerjasama membentuk sebuah kongsi dagang guna memperkuat kedudukan di “Dunia Timur”. Masing-masing kongsi dagang dari suatu negara membentuk persekutuan dagang bersama.
Adapun Inggris yang membentuk perusahaan dagang Asia pada 31 Desember 1600 dan dinamai “The British East India Company “ (sering disebut EIC) yang berpusat di Kalkuta, India. Dari Kalkuta, kekuatan dan kebijakan di “Dunia Timur” dikendalikan. Bahkan pada tahun 1811, kedudukan Inggris begitu kuat dan meluas bahkan pernah berhasil menempatkan kekuasaannya di Nusantara.
Ketatnya persaingan dagang juga berlaku antar pedagang Belanda. Antar kongsi dagang ingin memperoleh keuntungan sebesar-besarnya walau pesaingnya adalah pedagang dari negeri sendiri.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari pemerintah Belanda, karena bukan tidak mungkin Belanda akan sangat merugi.
Sehubungan kejadian itu, pada tahun 1598 pemerintah dan Parlemen Belanda (Staten Generaal), khususnya Johan van Oldenbarneveldt mengusulkan untuk membentuk kongsi dagang yang lebih besar, dengan membentuk perusahaan dagang seperti yang telah dilakukan oleh Inggris dan Perancis.
Usulan ini disambut dengan baik dan terlaksana 4 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 20 Maret 1602 dengan menghabiskan modal pertamanya sekitar 6,5 miliar gulden. Kongsi dagang itu kemudian diberi nama VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie) dan dalam bahasa Indonesia berarti “Persekutuan Perusahaan Hindia Timur”, yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda.
Untuk
menguasai perdagangan di Indonesia dan dapat melaksanakan tugasnya dengan
leluasa , maka VOC diberikan hak-hak istimewa ( Hak Octroi ) dari pemerintah
Belanda yang meliputi hal berikut :
a. Hak monopoli perdagangan
b. Hak mencetak dan mengedarkan uang
c. Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
d. Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja
e. Hak memiliki tentara sendiri
f. Hak mendirikan benteng
g. Hak menyatakan perang dan damai
h. Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa setempat.
Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini, menyebabkan VOC berkembang pesat, bahkan Portugis mulai terdesak. Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubnur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Pada masa gubnur jendral J.P Coen menilai Jayakarta lebih strategis, pada tahun 1611 berhasil direbutnya dan diuabh namanya menjadi Batavia. Kota ini lalu dijadikan pusat kekuasaan VOC di Indonesia.
a. Hak monopoli perdagangan
b. Hak mencetak dan mengedarkan uang
c. Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
d. Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja
e. Hak memiliki tentara sendiri
f. Hak mendirikan benteng
g. Hak menyatakan perang dan damai
h. Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa setempat.
Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini, menyebabkan VOC berkembang pesat, bahkan Portugis mulai terdesak. Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubnur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Pada masa gubnur jendral J.P Coen menilai Jayakarta lebih strategis, pada tahun 1611 berhasil direbutnya dan diuabh namanya menjadi Batavia. Kota ini lalu dijadikan pusat kekuasaan VOC di Indonesia.
2. Kebijakan-kebijakan VOC di Indonesia
a. menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan
monopoli perdangan.
b. melaksakan politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
c. Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal.
d. Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah belanda, seperti :
- hak monopoli
- hak untuk membuat uang
- hak nutuk mendirikan benteng
- hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan
- hak untuk tentara.
e. membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di Ambon, dipindah ke Jayakarta ( Batavia ).
f. Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
g. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
b. melaksakan politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
c. Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal.
d. Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah belanda, seperti :
- hak monopoli
- hak untuk membuat uang
- hak nutuk mendirikan benteng
- hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan
- hak untuk tentara.
e. membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di Ambon, dipindah ke Jayakarta ( Batavia ).
f. Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
g. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
Pengaruhnya
kebijaksanaan VOC bagi rakyat Indonesia
a.kekuasaan raja menjadi berkurang / bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
b. Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah kendali VOC.
c. Hak Oktroi ( istemewa ) VOC, membuat masyarakat Indoneisa menjadi miskin dan menderita.
d. Rakyat Indonesia mengenal politik uang, mengenal system pertahanan benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern ( senjata api, meriam ).
e. Pelayaran HOngi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan dan pembunuhan.
f. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan / sumber penghasilan yang bisa berlebih.
a.kekuasaan raja menjadi berkurang / bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
b. Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah kendali VOC.
c. Hak Oktroi ( istemewa ) VOC, membuat masyarakat Indoneisa menjadi miskin dan menderita.
d. Rakyat Indonesia mengenal politik uang, mengenal system pertahanan benteng, etika perjanjian dan prajurit bersenjata modern ( senjata api, meriam ).
e. Pelayaran HOngi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan dan pembunuhan.
f. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan / sumber penghasilan yang bisa berlebih.
Adapun
tujuan dari dibentunya VOC di Indonesia:
a. Menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda sehinggan keuntungan maksimal dapat diperoleh.
b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya.
c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spayol yang masih menduduki Belanda.
a. Menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda sehinggan keuntungan maksimal dapat diperoleh.
b. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya.
c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spayol yang masih menduduki Belanda.
d. Membantu dana pemerintahan Belanda.
e. Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
f. Menguasai
pelabuhan-pelabuhan penting di Indonesia. .
g. Memperkuat kedudukan Belanda agar tidak tersaingi Portugis dan bangsa
Eropa lainnya.
h. Agar dapat memonopoli perdagangan di Nusantara terutama memonopoli
rempah-rempah
Politik Ekonomi VOC
Usaha VOC untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah melalui monopoli perdagangan. Untuk itu VOC menerapakan beberapa aturan dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :
Usaha VOC untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah melalui monopoli perdagangan. Untuk itu VOC menerapakan beberapa aturan dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :
- Verplichhte Leverantie
Verplichhte Leverantie yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk menjual hasil bumi kepada pedagang lain selain VOC.
- Contingenten
Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
- Ektripasi
Ektripasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.
- Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.
Sistem Birokrasi VOC
Untuk memerintah wilayah-wilayah di Indonesia, VOC mengangkat seorang gubernur jendral yang dibantu oleh empat orang anggota yang disebut Raad van Indie (dewan India). Dibawah gubernur jendral ada gubernur yang memimpin suatu daerah, serta dibawah gubernur ada residen yang dibantu oleh asisten residen. Beberapa gubernur jendral VOC yang duianggap berhasil mengembangkan usaha dagang dan kolonisasi di Indonesia:
a) Jaan
Pieterszoon Coen ( 1619-1629 ) : Pendiri Batavia dan pencetus kolonialisme dan
imperialisme Belanda di Indonesia.
b) Antonio van Diemen ( 1636-1645 ) : Memperluas kekuasaan VOC ke Malaka
tahun 1641 dan mengirim misi pelayaran ke Australia dan Selandia Baru.
c) Joan Maetsycker ( 1653-1678 ) : Memperluas kekuasaan ke Padang,
Semarang, dan Manado.
d) Cornelis Speelman ( 1681-1684 ) : : Mengalahkan perlawanan Sultan
Hasanuddin dari Makassar, meredakan pembrontakan Trunojoyo di mataram, dan
mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten
Dalam melaksanakan sistem pemerintahan VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak langsung dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang di Indonesia.
Dalam melaksanakan sistem pemerintahan VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak langsung dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang di Indonesia.
Melakukan monopoli perdagangan
dengan mengambil beberapa peraturan yaitu
a.
Verplichte Leverantie atau Prianger Stelsel yaitu penyerahan wajib hasil bumi
dengn harga yang telah di tetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyatnya
menjual hasil bumi kedapa selain VOC.Prianger
Stelsel ( system Priangan ,
penyerahan wajib) dimulai tahun 1723.Masyarakat di Priangan dikenai aturan
wajib kerja menanam kopi dan menyerahkan hasilnya kepada kompeni. Wajib kerja
ini sama dengan kerja paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah, menderita dan
miskin.
b. Contingente
yaitu kewajiban bagi rakyar ntuk membayar pajak berupa hasil bumi
c. Peraturan
tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh di tanam
d. Ekstirpasi
yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan
produksi yang dapat menyebabkan harganya merosot
e. Pelayaran
Hongi yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan
monopoli perdagangan VOC dan menindah pelanggarnya
3.
Berakhirnya Kekuasaan VOC pada tahun 1799
Pemerintah Belanda akhirnya memutuskan untuk
membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember 1799. Semua hutang-hutang dan kekayaan
VOC diambil alih oleh pemerintah Belanda.Runtuhnya disebabkan oleh hal-hal
berikut :
a. Banyak pegawai VOC yang korupsi
b. VOC terjerat banyak hutang
c. Pengeluaran VOC yang semakin besar akibat melukakan perang
d. Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa
a. Banyak pegawai VOC yang korupsi
b. VOC terjerat banyak hutang
c. Pengeluaran VOC yang semakin besar akibat melukakan perang
d. Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa
a. Faktor
internal
1) Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.
2) Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan
VOC yang sangat luas.
1) Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi.
2) Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan
VOC yang sangat luas.
b. Factor eksternal
1) Meletusnya revolusi prancis yang
menyebabkan belanda jatuh ketangan belanda dibawah kepemimpinan napoleon
Bonaparte.
2) Reaksi penetangan oleh rakyat
indonesia terhadap VOC dalam bentuk peperangan yang banyak menyedot dana dan
tenaga.
Untuk
mengatasi berbagai kendala dan permasalahan tersebut, VOC segera meminta
bantuan berupa pinjaman uang kepada pemerintah belanda.
Dalam
perkembangan selanjutnya, VOC tidak memiliki pemasukan, sehingga utang VOC
kepada pemerintah belanda semakin menumpuk dan tidak mungkin sanggup untuk
membayarnya. Setelah melihat ketidak beresan dalam kongsi dagang tersebut,
pemerintah kerajaan belanda segera mengambil keputusan untuk mebubarkan VOC pada
31 desember 1799 dan pemerintah kerajaan belanda (pemerintah kerajaan bataaf)
Langganan:
Postingan (Atom)