Paru-paru merupakan salah satu organ pernafasan yang sangat penting.
Baik karena fungsinya maupun sebagai salah satu organ yang rentan
terhadap berbagai penyakit. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi
untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan
karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan
dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan
dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
Dan berikut ini merupakan macam-macam penyakit pada paru-paru. Disertai dengan penyebab, gejala dan cara pengobatannya.
1. Pneumonia (radang paru-paru)
Peradangan dari gelembung udara mikroskopik paru-paru yaitu alveolus dan
saluran udara terkecil yaitu bronkiolus atau disebut pneumonia.
Pneumonia dapat timbul di berbagai daerah di paru-paru. Pneumonia lobar
menyerang sebuah lobus atau potongan besar paru-paru. Pneumonia lobar
adalah bentuk pneumonia yang mempengaruhi area yang luas dan
terus-menerus dari lobus paru-paru.
Selain itu, ada juga yang disebut bronkopneumonia yang menyerang seberkas jaringan di salah satu paru-paru atau keduanya.
Penyebab:
Penyebab utama infeksi bakteri, sering kali dari jenis Streptococcus
pneumoniae. Pneumonia dapat dipicu menjadi permasalahan sekunder oleh
infeksi virus di saluran pernapasan atas, seperti flu.
Penyebab lain meliputi berbagai jenis bakteri juga virus seperti
influenza dan cacar air dan lebih jarang mikroorganisme seperti protozoa
dan jamur.
Gejala:
Gejala utama adalah batuk dengan dengan dahak berdarah, sesak napas, nyeri dada, dan demam tinggi dengan kesadaran menurun.
Pengobatan:
Jika penyebabnya bakteri, pengobatan dilakukan dengan antibiotik.
2. Penyakit Legionnaries
Legionnaries adalah penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri
legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya mirip dengan pneumonia.
Penyebab:
Bakteri legionella yang menyebabkan penyakit ini merupakan bakteri
berbentuk batang yang ditemukan di sebagian besar sumber air. Mereka
berlipat ganda sangat cepat. Mereka terdapat di sistem pipa ledeng atau
di mana pun yang air bisa menggenang.
Penyakit Legionnaire pertama kali dijelaskan pada 1976 setelah terjadi
wabah penyakit yang mirip penumonia berat pada veteran perang di sebuah
konvensi American legion. Penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki.
Gejala:
Gejalanya mirip pneumoni atau radang paru-paru lain, khususnya gangguan
saluran napas, tapi selain itu penderita juga terserang diare, nyeri
perut, atau ikterus.
Penyakit ini terjadi sering kali pada orang berusia menengah atau lebih
tua dan dapat menjadi serius atau bahkan menyebabkan kematian pada orang
pada yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
3. Efusi pleura
Cairan berlebih di dalam membran berlapis ganda yang mengelilingi
paru-paru disebut efusi pleura. Dua lapis membran yang melapisi
paru-paru atau pleura dilumasi oleh sedikit cairan yang memungkinkan
paru-paru mengembang dan berkontraksi dengan halus dalam dinding dada.
Infeksi seperti pneumonia dan tuberkulosis, gagal jantung, dan beberapa
kanker dapat menimbulkan pengumpulan cairan di antara pleura. Jumlahnya
bisa mencapai tiga liter yang menekan paru-paru.
Gejala:
Efusi pleura menyebabkan sesak napas dan nyeri dada.
Penanganan:
Perawatan awal berupa pembuangan cairan dengan jarum berlubang atau memasukkan pipa (saluran cairan dada) melalui dinding dada.
4. Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis atau disingkat TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang menyerang jaringan paru-paru.
Penyebab:
Penyebab seseorang mengidap TB adalah bakteri mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar orang memiliki mikroba TB di dalam
tubuhnya, tapi mikroba ini hanya menyebabkan penyakit di beberapa orang
saja, biasanya jika imunitas atau kekebalan tubuh orang itu menurun.
Gejala:
Gejalanya meliputi demam dan batuk terus-menerus, nafsu makan menurun, dan tubuh yang melemah.
Pengobatan:
Antibiotik yang diminum telah dapat menyembuhkan TB, tapi jumlah
penderita penyakit ini terus meningkat sejak 1980-an. Hal ini sebagian
disebabkan oleh timbulnya jenis bakteri baru yang kebal terhadap
antibiotik dan sebagian juga akibat penyebaran HIV/AIDS yang menurunkan
kekebalan seseorang.
5. Pneumotoraks
Pneumotoraks adalah penyakit yang terdapat di selaput paru atau yang disebut pleura.
Penyebab:
Pneumotoraks terjadi jika satu atau kedua membran pleura tertembus dan
udara masuk ke dalam rongga pleura menyebabkan paru-paru mengempis.
Membran pleura dipisahkan oleh lapisan cairan pleura sangat tipis yang
melumasi gerakan mereka. Keseimbangan tekanan antara dinding dada,
lapisan pleura, dan jaringan paru-paru memungkinkan paru-paru "terisap"
ke dalam dinding dada.
Pada pneumotoraks, udara masuk ke dalam rongga pleura. Keseimbangan
tekanan pun berubah dan paru-paru mengempis. Jika lebih banyak udara
yang masuk ke dalam rongga tapi tidak dapat keluar, tekanan di sekitar
paru-paru semakin tinggi yang dapat mengancam jiwa.
Pneumotoraks spontan dapat terjadi akibat pecahnya alveolus yang
membesar secara abnormal di permukaan paru-paru atau akibat kondisi
paru-paru, seperti asma. Penyebab lain adalah patah tulang rusuk dan
luka dada.
Gejala:
Terjadinya penumotoraks memicu dada sesak, nyeri, dan sesak napas.
6. Sesak Nafas (Asma)
Asma adalah penyakit radang paru-paru yang menimbulkan serangan sesak
napas dan mengi yang berulang. Asma merupakan salah satu kelainan
paru-paru paling banyak dan bervariasi, menyerang satu dari empat anak
di beberapa daerah.
Otot dinding saluran udara berkontraksi seperti kejang, menyebabkan
saluran udara menyempit, sehingga terjadi serangan sesak napas.
Penyempitan diperburuk oleh sekresi lendir yang berlebihan.
Sebagian besar kasus terjadi di masa kanak-kanak dan biasanya berkaitan
dengan penyakit yang didasari oleh alergi seperti eksema dan keduanya
mempunyai faktor penyakit turunan.
Penyebab:
Asma disebabkan penyempitan saluran udara di dalam paru-paru. Pada
sebagian besar anak, pemicu serangan adalah reaksi alergi terhadap benda
asing, atau alergen, yang dapat berupa partikel kecil terhirup, seperti
polen, jamur dari kotoran tungau debu rumah, dan partikel-partikel dari
rambut atau bulu hewan. Kasus lain disebabkan oleh alergi makanan atau
minuman, obat tertentu, stres, infeksi saluran napas, dan aktivitas
berat dalam cuaca dingin.
Gejala:
Serangan asma pada setiap orang berbeda-beda kondisinya. Beberapa orang
mengalami serangan ringan yang jarang, ada yang cenderung menderita
sesak napas berat yang mengancam jiwa dan beberapa penderita lain
mendapat serangan yang bervariasi dan tak terduga setiap hari.
7. Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) mempunyai karakteristik
keterbatasan jalan napas yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK adalah
kelainan jangka panjang di mana terjadi kerusakan jaringan paru-paru
secara progresif dengan sesak napas yang semakin berat. PPOK terutama
meliputi bronkitis kronis dan emfisema, dua kelainan yang biasanya
terjadi bersamaan.
Gejala:
Gejala utama sesak napas, batuk, dan produksi sputum (riak). Sputum
adalah bahan yang dikeluarkan dari paru, bronchus, dan trachea melalui
mulut. Biasanya juga disebut dengan expectoratorian.
Penyebab:
Udara masuk dan keluar dari paru-paru terhambat dan kemampuan paru-paru
untuk mengambil oksigen untuk memenuhi kebutuhan normal tubuh berkurang.
Sejauh ini faktor penyumbang terbesar risiko PPOK adalah merokok.
8. Bronkitis Kronis
Penyebab:
Peradangan kronis saluran udara paru-paru biasanya disebabkan oleh
rokok. Jarang sekali, infeksi akut yang berulang menimbulkan bronkitis
kronis.
Pada bronkitis kronis, bronkus, saluran udara utama menuju paru-paru,
meradang, membengkak, dan menyempit akibat iritasi oleh asap tembakau,
infeksi berulang, atau paparan lama terhadap zat polutan. Saluran udara
yang meradang mulai menghasilkan dahak berlebihan, awalnya menyebabkan
batuk mengganggu di waktu lembap dan dingin, lalu berlanjut sepanjang
tahun.
Gejala:
Gejala seperti suara serak, mengi, dan sesak napas juga timbul. Akhirnya
si penderita merasa sesak napas bahkan di saat sedang istirahat. Jika
terjadi infeksi saluran napas sekunder, dahak dapat berubah warna dari
bening atau putih menjadi kuning atau hijau.
9. Emfisema
Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan
kerusakan pada kantung udara (alveoli) di paru-paru. Akibatnya, tubuh
tidak mendapatkan oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita
sulit bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas.
Penyebab paling umum adalah merokok.
Penyebab:
Pada emfisema, gelembung udara (alveolus) menjadi teregang berlebihan.
Mereka juga meluruh dan menyatu sehingga luas permukaan penyerap oksigen
jadi berkurang. Alveolus tidak hanya kehilangan daerah pertukaran
udaranya, tapi udara juga terjebak di dalam akibat penurunan elatisitas
dinding alveolus. Akibatnya, paru-paru mengembang berlebihan, volume
udara yang masuk dan keluar paru-paru berkurang, dan lebih sedikit
oksigen yang dapat diserap ke dalam aliran darah.
Sebagian besar penderita emfisema adalah para perokok berat dalam waktu
lama, walaupun kelainan bawaan langka yang disebut defisiensi
alfa1-antitripsin juga dapat menyebabkan emfisema. Meskipun kerusakan
akibat emfisema biasanya ireversibel (tak bisa kembali), berhenti
merokok kadang dapat memperlambat perkembangan penyakit dan memungkinkan
silia untuk pulih kembali. Silia sendiri adalah rambut-rambut kecil di
permukaan lapisan saluran udara paru-paru.
Gejala:
Sesak napas, mengi, sesak dada, mengurangi kapasitas untuk kegiatan
fisik, batuk kronis, kehilangan nafsu makan dan berat, serta kelelahan.
Pengobatan:
Jika Anda perokok, berhenti merokok adalah cara pencegahan terbaik. Bagi
yang sudah terkena, berhenti merokok dapat mengurangi penyebaran
penyakit.
10. Penyakit Paru Akibat Kerja
Asbestosis, silikosis, dan pneumokoniosis disebabkan oleh menghirup
partikel yang mengiritasi dan membuat peradangan jaringan paru-paru,
mengarah ke timbulnya fibrosis. Orang yang berisiko tinggi menderita
penyakit paru-paru akibat pekerjaan, adalah para pekerja yang terpapar
partikel beracun selama bertahun-tahun, misalnya para pekerja tambang.
Pada penyakit paru-paru akibat kerja, terdapat penebalan perlahan
(fibrosis) jaringan paru-paru, yang akhirnya menimbulkan pembentukan
jaringan parut ireversibel.
Gejala:
Gejala seperti sesak napas dan batuk dapat timbul perlahan, tapi
kemudian memburuk bertahun-tahun setelah paparan hilang. Di negara maju,
penyakit ini semakin jarang terjadi karena sebagian besar pekerja
menggunakan pakaian pelindung dan masker di lingkungan berbahaya, tapi
di negara berkembang peraturan ini sering tidak dipatuhi.
11. Silikosis
Silikosis adalah salah satu penyakit paru akibat lingkungan kerja.
Penyakit ini merupakan suatu pneumokoniosis yang disebabkan oleh
inhalasi partikel-partikel kristal silika bebas.
Silika adalah sejenis bahan yang banyak digunakan dalam bangunan dan
perusahaan konstruksi. Silika dalam bentuk padat tidak berbahaya, tetapi
bentuk butiran debu sangat tidak baik untuk paru-paru. Yang termasuk
silika bebas adalah kuarsa, tridimit, dan kristobalit.
12. Kanker paru-paru
Keberadaan tumor ganas di paru-paru disebut kanker paru-paru. Kanker
paru-paru adalah kanker paling umum di dunia dan lebih dari satu juta
kasus baru ditemukan setiap tahun.
Penyebab:
Penyebab paling sering kanker paru-paru yang ditemukan hampir 90 persen
dari seluruh kasus adalah rokok. Banyaknya zat iritan yang terhirup saat
bernapas memicu pertumbuhan sel abnormal di dalam paru-paru, tapi rokok
mengandung ribuan zat karsinogen (penyebab kanker).
Dalam kasus yang sangat jarang, kanker paru-paru disebabkan oleh asbes,
zat kimia beracun, atau gas radioaktif radon. Seperti penyakit kanker
lainnya, kanker paru-paru pun dapat dipicu oleh keberadaan faktor
genetik dan penerapan gaya hidup yang tidak sehat, yang umumnya seperti
merokok dan terlalu banyak minum-minuman alkohol, serta kurangnya
berolahraga.
Gejala:
Gejala awal kanker paru-paru tidak spesifik. Namun, umumnya batuk yang
terus-menerus biasanya gejala paling awal. Karena kebanyakan orang yang
menderita kanker paru-paru adalah perokok, maka biasa disebut "batuk
perokok". Gejala lain berupa batuk berdarah, mengi, berat badan turun,
suara serak yang terus menerus, dan nyeri dada.
Pengobatan:
Jika uji laboratorium memastikan adanya kanker paru-paru, lobektomi atau
pengangkatan sebuah lobus paru-paru, atau pnenomektomi yang merupakan
pengangkatan sebuah paru secara keseluruhan dapat dilakukan. Ini
biasanya disarankan hanya jika tumor berukuran kecil dan belum menyebar.
Kemoterapi dan radioterapi dapat diberikan untuk meredakan gejala,
bukan bertujuan untuk menyembuhkan penyakit.
Penyebaran kanker paru-paru:
Kanker paru-paru dapat menyebar (metastasis) ke bagian tubuh lain.
Metastasis ke tulang dapat menimbulkan rasa nyeri dan patah tulang.
Dalam otak menyebabkan sakit kepala dan penurunan kesadaran, serta dalam
hati menyebabkan penurunan berat badan dan ikterus di mana kulit
menjadi berwarna kekuningan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar